Di tengah gemuruh Jakarta, saat mentari mulai mengintip dari balik gedung-gedung pencakar langit, ada momen magis setiap pagi ketika aroma kopi pagi dari warung-warung kecil berpadu dengan lantunan adzan subuh dari masjid yang melintasi udara. Ini adalah gambaran nyata keberagaman agama yang harmoni: sebuah simfoni kehidupan yang menjadi bagian dari sehari-hari di negeri ini. Seolah tanpa kita sadari, setiap hari kita adalah saksi dari sebuah perjalanan spiritual dan sosial yang rumit namun penuh warna.
Sebagai seseorang yang rutin bergabung dalam perayaan ini, saya sering teringat akan percakapan dengan teman-teman Muslim tentang identitas keagamaan dan tradisi. Dari perbincangan ringan tentang puasa hingga refleksi mendalam saat menghadiri perayaan Idulfitri bersama kerabat, semua pengalaman ini membentuk pemahaman saya tentang spektrum keberagamaan di Indonesia. Saya juga terlibat dalam pengembangan aplikasi mobile yang ditujukan untuk umat Muslim, sebuah pengalaman yang semakin memperdalam rasa saling menghargai dan memperkuat kolaborasi antaragama.
Namun, kita harus bertanya, bagaimana kita dapat memahami dan memelihara keberagaman yang kita alami ini? Dengan berpegang teguh pada kasih, seperti yang diajarkan oleh Tuhan, saya mengajak kita semua untuk menjelajahi spektrum keberagamaan dari fundamentalis hingga universalisme. Sebuah spektrum yang menuntut kita tidak hanya mendengarkan, tetapi juga belajar. Lebih penting lagi, kita harus mencoba melampaui batasan sempit menuju kesatuan yang lebih besar. Perlu diingat, dunia ini kompleks.
![]() |
Bhinneka Tunggal Ika |