Dari Fundamentalis hingga Universalis: Spektrum Keberagamaan dalam Hidup Sehari-hari

Di tengah gemuruh Jakarta, saat mentari mulai mengintip dari balik gedung-gedung pencakar langit, ada momen magis setiap pagi ketika aroma kopi pagi dari warung-warung kecil berpadu dengan lantunan adzan subuh dari masjid yang melintasi udara. Ini adalah gambaran nyata keberagaman agama yang harmoni: sebuah simfoni kehidupan yang menjadi bagian dari sehari-hari di negeri ini. Seolah tanpa kita sadari, setiap hari kita adalah saksi dari sebuah perjalanan spiritual dan sosial yang rumit namun penuh warna.


Sebagai seseorang yang rutin bergabung dalam perayaan ini, saya sering teringat akan percakapan dengan teman-teman Muslim tentang identitas keagamaan dan tradisi. Dari perbincangan ringan tentang puasa hingga refleksi mendalam saat menghadiri perayaan Idulfitri bersama kerabat, semua pengalaman ini membentuk pemahaman saya tentang spektrum keberagamaan di Indonesia. Saya juga terlibat dalam pengembangan aplikasi mobile yang ditujukan untuk umat Muslim, sebuah pengalaman yang semakin memperdalam rasa saling menghargai dan memperkuat kolaborasi antaragama.


Namun, kita harus bertanya, bagaimana kita dapat memahami dan memelihara keberagaman yang kita alami ini? Dengan berpegang teguh pada kasih, seperti yang diajarkan oleh Tuhan, saya mengajak kita semua untuk menjelajahi spektrum keberagamaan dari fundamentalis hingga universalisme. Sebuah spektrum yang menuntut kita tidak hanya mendengarkan, tetapi juga belajar. Lebih penting lagi, kita harus mencoba melampaui batasan sempit menuju kesatuan yang lebih besar. Perlu diingat, dunia ini kompleks.


Bhinneka Tunggal Ika

My Year in Review: 2024

Ever feel like your life is a never-ending to-do list? Buckle up, because 2024 was a wild ride for me, a chaotic blend of ultra-marathons and business challenges. From pacing marathon runners in Bandung to conquering mountains in Bali, I'm still trying to figure out how I survived (and maybe even thrived!). Here's the story of my year, month by insane month:


January: New Beginnings and Feeling Thankful

January was the start of a crazy year. I'm so grateful I got the chance to interview for Pocari Sweat Pacer. I tried to show them that I'm a long-distance runner and really want to help other runners as a pacer. At Suitmedia, we were also very excited about our new talent development program. One of the best things was our new e-learning platform, Rocketversity. It's a place where our team can learn and grow.


2024 : Year of Ultra


February: Building Momentum, Inside and Out

February was about making new friends and growing sense of purpose. Meeting the other new pacers for the first time was awesome. We all shared the same excitement and a little bit of nervousness for what was coming. I'm also grateful that Suitmedia kept pushing our wellness program, SuitRun and SuitSports. We even worked with a wellness startup to make sure everyone was healthy, both physically and mentally. Plus, we got a new client, a global fitness brand! I'm so thankful they trusted us.


Siksorogo Lawu Ultra 2024

Siksorogo. Namanya saja sudah bikin bulu kuduk merinding! Gunung Lawu bukan trek biasa, lho. Tempat ini punya reputasi tersendiri—mistis dan menantang, siap menguji mental kita. Saya mendaftar untuk kategori 50K, jalur yang membawa kami melewati keindahan alam dari Sekipan hingga Kebun Teh Kemuning.


Satu hari sebelum race, saya mengambil race pack di Sekipan sore-sore. Saat itu, gerimis sudah mulai turun. Hmm, apakah itu pertanda? Mungkin saja. Dalam keraguan, saya hanya bisa berdoa supaya cuaca tidak semakin buruk. Eh, malam itu hujan semakin deras!


Pagi hari saat flag off, langit masih meneteskan gerimis tipis, seperti tamu tak diundang yang nekat hadir di pesta. Saya menarik napas dalam-dalam dan bersiap. Atau setidaknya, saya berpikir sudah siap.


Siksorogo Lawu Ultra 50K - 2024


Sekipan jadi titik start yang penuh harapan. Tempat ini dikenal sejuk dan nyaman sebagai area perkemahan. Dari sinilah kami mulai berjuang, menyusuri jalur yang dipenuhi pepohonan rindang.


Memasuki Cemoro Wayang, jalurnya berkelok-kelok di antara pepohon. Banyak yang bilang tempat ini penuh aura mistis, walaupun saya merasa biasa-biasa saja. Lalu, ketika melewati Mongkrang, pemandangan perkebunan teh yang spektakuler menyapa kami. Aroma segar daun teh menambah semangat para pelari.